Paling tidak menurut saya ada 4 pilar
sekaligus missi yang harus ditegakkan agar zakat dapat wujud sebagai sebuah
sistem kesejahteraan. Pertama adalah apa yang saya sebut ketakwaan ekonomi. Gerakan
zakat harus benar benar mendorong ekonomi yang bertakwa atau ekonomi yang berketuhanan.
Pencarian kesejahteraan tidak boleh dimaknai dengan mengejar kebandaan dunia
dengan meninggalkan Tuhan dan agama. Justru dengan ketakwaan ekonomi ini maka
orientasi kesejahteraan memiliki dimensi yang lebih kaya dari sekedar mencari
kebendaan.
Pilar kedua adalah produktifitas
Ummat. Tugas gerakan zakatlah untuk mendorong agar ummat bergerak dari ranah konsumsi
ke ranah produksi. Mendorong pengumpulan zakat dari Ummat bukanlah hanya dengan
mengajaknya memberikan sebagian yang ia punya melainkan menciptakan Ummat
mendapatkan akses-akses produksi dan mental produktif. Tentu saja produktifitas
bukan diartikan dengan upaya mencapai hasil yang sebesar besarnya dari upaya
yang sekecil kecilya, melainkan cara pandang profetik dimana Ummat didorong
untuk memberikan karya yang sebaik-baiknya sebagai rasa syukur dari karunia Tuhan yang berlimpah kepada kita.
Tidak cukup itu, gerakan zakatlah
yang memiliki mandatory mengembangkan mualamah syar’iyyah atau ekonomi halal di
kalangan Ummat. Mereka yang sudah ada dalam kehidupan ekonomi syariah inilah
sebenernya yang telah siap menjalankan kewajiban syariah zakat. Mumalah inilah
pilar yang ketiga. Semakin banyak ummat yang benar-benar meninggakan riba,
ghoror, mengurangi timbangan, mencuri hak–hak orang lain dan meninggalkan ketidak
halalan lainnya ini, maka kehidupan bangsa ini akan semakin makmur dan berkah.
PIlar keempat dari gerakan zakat ini
akhirnya adalah imnplementasi zakat sebagai tanda tegaknya syariah zakat,
Dimana mereka yang wajib berzakat menunaikan kewajiban zakatnya sesuai tuntunan
syariah, para amil mengelola dana zakat dengan amanah dan professional, dan
para asnaf yang menerima zakat dengan semangat ingin lebih berdaya dan bermartabat.
Kempat mandat gerakan zakat inilah
yang menjadi bangunan gagasan ekonomi zakat yang saya sebut dengan nama
ZAKATNOMICS. Sebuah gagasan baru mengenai kesejahteraan yang bukan dilandasi
dengan dorongan untuk memiliki dan memuja kekayaan melainkan bahagia dan
sejahtera itu dengan kemulyaan bekerja dan berbagi.
Pilar-pilar ZAKATNOMICS ini saya kira
akan tegak jika dibangun landasan-landasan syariah yang
kuat dan semangat menggali nilai-nilai ajaran luhur syariat zakat sebagai sumber inspirasi Zakatnomics.
No comments:
Post a Comment